Senin, 09 Desember 2013

JALUR LONGSOR

Jalan yang menghubungkan Dieng Wonosobo terutama di 3km arah timur sampai di gerbang utama desa Kalilembu
Di jalur ini sering terjadi longsor yang sangat membahayakan pelintas jalan raya.
Karena di kanan kiri rute yang menghubungkan transportasi jurusan Wonosobo Dieng Batur ini berupa tebing curam dan perbukitan yang merupakan lahan pertanian yang tidak ditumbuhi pohon sebagai pencegah erosi,mengapa demikian karena di area ini hampir keseluruhan lahan hanya ditanami sayuran yang didominasi oleh tanaman sayur kentang.Berdasarkan pengamatan penulis yang sering melewati jalur ini,perlu adanya kewaspadaan ekstra agar jika sewaktu waktu terjadi hujan deras di rute jalan ini para pengendara baik motor atau kendaraan roda empat perlu menoleh kanan kiri jalan dan harus memperlambat laju kendaraan saat mengemudi.Apalagi jalur Wonosobo Dieng selalu dipadati arus kendaraan baik dari wisatawan yg hendak ke Dieng ataupun para pedagang dan para petani. Dan pada saat ini bahu jalan hampir sepanjang 5meter mengalami keretakan meskipun langsung dipasang rambu rambu
sebagai tanda adanya kerusakan jalan.

Minggu, 08 Desember 2013

MEMAHAMI AYAT AYAT ILAHI DI BUKIT GUNUNG PERAHU

  Perjalanan hidup ini begitu indah tak terlupakan saat kita ingat bahwa Alloh SWT.meluaskan jiwa manusia untuk bergelut malawan kesepian diantara lembah kalbu yang kadang hanya dipenuhi nafsu belaka.Rasa yang terekam dalam otak manusia kian terkontrol dan dapat dilihat dengan jelas jika saja  dzikir selalu mendzikirkan akal dan pikiran.Diantara tanda tanda kebesaran-Nya yang begitu jelas dan real cukup membungkam kecongkakan manusia yang selalu meremehkan ke Esaan Nya

Disinilah tulisan ini mengalir untuk merasakan fatamorgana dunia yang mampu mengalahkan segala bentuk kesepian yang tak bermakna,
Dataran tinggi dieng cukup merangsang pemikiran yang selalu ingin bergerak tanpa batas di antara kreatifitas seni dan budaya yang kian mendunia.     Adalah Gunung Perahu yang akhir akhir ini menarik jutaan pasang mata negeri pertiwi ini. karena keindahannya yang tak terperi meskipun Tuhan mendesain dengan tata letak yang ,membukit namun mampu meringankan lisan anak Adam untuk bertasbih dan bersujud syukur. Hal ini dialami sejumlah anak anak muda yang salah satunya dari komunitas anak BLAM yang dispsonsori oleh pemuda dari Karangtengah yang tengah menggeliat di bidang karya seni nan futuristik meski masih terkendala  oleh fasilitas dan pendanaan. meskipun demikan mereka tak  patah arang untuk tetap berkarya dan berkarya.lebih dari itu kelompok anak melankolis ini disamping kesibukannya di bidang pertanian potatoes dieng mereka tetap bisa meluangkan waktu demi berkarya bahkan even penting yang ada dimanapun bisa mereka ikuti  

 Kehadiran blog ini meski sedikit diharapkan bisa memberikan rasa  sejuk bagi setiap mata yang mampu melihat kejernihan akan lahirnya generasi muda yang insyaalloh akan menjadi konstribusi bagi bangsa ini di saat sekarang dan masa yang akan datang.Kembali menyusuri  pegunugan perahu yang semetinya menjadi itik fokus terutama kelestarian alamnya yang kian hari akan mengalami kepunahan baik keindahan alamnya maupun ekosistem lingkungannya.Lebih dari itu panorama indah yang memukau sebaiknya tidak hanya membelaalakan mata namun justru haru maembuka mata hati untuk terus barupaya mengingat akan kebesaran Nya.

Minggu, 01 Desember 2013

SEKILAS JEJAK SYAIKH ABDULOH SELOMANIK

Haul Syeikh Abdulloh Selomanik selalu menjadi perhatian publik baik oleh penduduk lokal atau penduduk setempat maupun orang orang yang datang berziarah yang berasal dari luar daerah.
Adalah Syeikh Abdulloh Selomanik sosok yang merupakan keturunan Raja Brawijaya v dari Kerajaan Majapahit.Beliau adalah putra Raden Bintoro I yang berjuluk Raden Lembu Peteng(Kyai Tarup).Dan masyarakat lebih mengenalnya sebagai penyebar Agama Islam di Dataran Tinggi Dieng.
Hal menarik dari Maqam Syeikh Abduloh Selomanik adalah keberadaannya yang terletak di sebuah bukit kecil tepatnya di Desa Kalilembu.Sebuah bukit kecil yang strategis menjadi titik pandang sehingga gunung perahu,sindoro,sikendil dan pegunungan Dieng lainnya bisa tertangkap pandangan mata secara luas namun eksotis.
Selangkah menyusuri perkampungan kecil yang dihuni kurang dari 300 kepala keluarga,dengan rumah rumah warga yang nyaris berhimpitan namun memiliki banyak generasi Penghafal Alquran di kalangan remaja putri atau yang disebut Hafidhoh.
Yah...Desa Kalilembu. Kurang lebih 2km ke timur dari arah Dieng,desa berhawa dingin ini memiliki potensi yang patut diperhitungkan kususnya di bidang kePesantren an yang mendominasi kalangan remajanya sampai saat ini.Karena setiap anak yang sudah lulus SekolahDasar sangat diharuskan oleh orang tuanya untuk melanjutkan jenjang pendidikannya ke Pondok Pesantren Salaf baik di Jawatengah ataupun di Jawatimur.Dan sedikit sekali yang meneruskan ke SLTA atau ke Perguruan tinggi.
Meskipun banyak alumnus Pondok Pesantren dengan latar belakang pesantren yang berbeda beda persatuan diantara mereka tetap kokoh dengan hanya mendirikan satu Pondok Pesantren saja di Desanya.Padahal rata rata dari mereka saat mondok tidak kurang dari sembilan tahun bahkan ada yang sampai 12 tahun.
Tak hanya itu,Kalilembu untuk saat ini masih memjadi primadona sebagai desa terbaik di bidang pengelolaan zakat.Yang pada setiap akhir tahunnya mencapai 100juta lebih.Untuk tahun ini saja zakat terkumpul sejumlah 126juta lebih.Padahal jumlah Muzakki hanya sekitar 28%.
Sungguh angka yang fantastis untuk kelas
desa yang hanya terdiri dari 276 kepala keluarga.
Lebih dari itu desa yang tengah giat merampungkan pembangunan Masjid dengan anggaran lebih dari 5milyar ini tak lupur dari incaran Televisi Nasional yang tertarik untuk meliput dan menyoroti Seni dan Budaya penduduk setempat.Dikabarkan bahwa kru dan tim wartawam yang terjun ke lokasi peliputan sangat merasa dihormati dan dihargai oleh warga desa setempat.Sehingga mereka menjadi seperti sesama saudara.
Hal seperti ini bisa dijadikan tolok ukur bahwa perjuangan Syeikh Abduloh Selomanik sangat membekas sekaligus turun temurun mewarisi jiwa religi bagi masyarakat Desa Kalilembu.
Secara empiris Kali lembu telah memberikan warna baru yang berbeda di Dataran Tinggi Dieng.Ditengah bergejolaknya generasi remaja terhasut oleh budaya barat yang kian menggerus Budaya dan adat ketimuran.
Juga banyaknya alumnus pesantren merupakan bukti real bahwa eksistensi Syeikh Abduloh Selomanik telah menghujamkan ajaran Islam yang kokoh di kalangan masyarakat Dataran Tinggi Dieng kususnya Kalilembu.Padahal wilayah Dieng pada mulanya merupa Haul Syeikh Abdulloh Selomanik selalu menjadi perhatian publik baik oleh penduduk lokal atau penduduk setempat maupun orang orang yang datang berziarah yang berasal dari luar daerah.
Adalah Syeikh Abdulloh Selomanik sosok yang merupakan keturunan Raja Brawijaya v dari Kerajaan Majapahit.Beliau adalah putra Raden Bintoro I yang berjuluk Raden Lembu Peteng(Kyai Tarup).Dan masyarakat lebih mengenalnya sebagai penyebar Agama Islam di Dataran Tinggi Dieng.
Hal menarik dari Maqam Syeikh Abduloh Selomanik adalah keberadaannya yang terletak di sebuah bukit kecil tepatnya di Desa Kalilembu.Sebuah bukit kecil yang strategis menjadi titik pandang sehingga gunung perahu,sindoro,sikendil dan pegunungan Dieng lainnya bisa tertangkap pandangan mata secara luas namun eksotis.
Selangkah menyusuri perkampungan kecil yang dihuni kurang dari 300 kepala keluarga,dengan rumah rumah warga yang nyaris berhimpitan namun memiliki banyak generasi Penghafal Alquran di kalangan remaja putri atau yang disebut Hafidhoh.
Yah...Desa Kalilembu. Kurang lebih 2km ke timur dari arah Dieng,desa berhawa dingin ini memiliki potensi yang patut diperhitungkan kususnya di bidang kePesantren an yang mendominasi kalangan remajanya sampai saat ini.Karena setiap anak yang sudah lulus SekolahDasar sangat diharuskan oleh orang tuanya untuk melanjutkan jenjang pendidikannya ke Pondok Pesantren Salaf baik di Jawatengah ataupun di Jawatimur.Dan sedikit sekali yang meneruskan ke SLTA atau ke Perguruan tinggi.
Meskipun banyak alumnus Pondok Pesantren dengan latar belakang pesantren yang berbeda beda persatuan diantara mereka tetap kokoh dengan hanya mendirikan satu Pondok Pesantren saja di Desanya.Padahal rata rata dari mereka saat mondok tidak kurang dari sembilan tahun bahkan ada yang sampai 12 tahun.
Tak hanya itu,Kalilembu untuk saat ini masih memjadi primadona sebagai desa terbaik di bidang pengelolaan zakat.Yang pada setiap akhir tahunnya mencapai 100juta lebih.Untuk tahun ini saja zakat terkumpul sejumlah 126juta lebih.Padahal jumlah Muzakki hanya sekitar 28%.
Sungguh angka yang fantastis untuk kelas
desa yang hanya terdiri dari 276 kepala keluarga.
Lebih dari itu desa yang tengah giat merampungkan pembangunan Masjid dengan anggaran lebih dari 5milyar ini tak lupur dari incaran Televisi Nasional yang tertarik untuk meliput dan menyoroti Seni dan Budaya penduduk setempat.Dikabarkan bahwa kru dan tim wartawam yang terjun ke lokasi peliputan sangat merasa dihormati dan dihargai oleh warga desa setempat.Sehingga mereka menjadi seperti sesama saudara.
Hal seperti ini bisa dijadikan tolok ukur bahwa perjuangan Syeikh Abduloh Selomanik sangat membekas sekaligus turun temurun mewarisi jiwa religi bagi masyarakat Desa Kalilembu.
Secara empiris Kali lembu telah memberikan warna baru yang berbeda di Dataran Tinggi Dieng.Ditengah bergejolaknya generasi remaja terhasut oleh budaya barat yang kian menggerus Budaya dan adat ketimuran.
Juga banyaknya alumnus pesantren merupakan bukti real bahwa eksistensi Syeikh Abduloh Selomanik telah menghujamkan ajaran Islam yang kokoh di kalangan masyarakat Dataran Tinggi Dieng kususnya Kalilembu.Padahal wilayah Dieng pada mulanya merupakan daerah kekuasaan Mataram kuno yg diperkirakan berdiri pada abad ke_8 dengan latar belakang keagamaan yang berbeda yaitu Hindu dan Buddha.Di bawah kekuasaan Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendraa.
Disinilah bukti ke emasan para mujahid dalam menyebarkan agama Islam di lembah Dieng meskipun harus berhadapan dengan kekuasaan Hindu yang pada saat itu merupakan kendala berat bagi para Kekasih Alloh SWT.


WALLOOHU ALAM BISHOWAAB

Sabtu, 30 November 2013

WAKTU ADALAH NAFAS YANG
TAKKAN PERNAH KEMBALI

CATATAN KECIL

ﺍﻥ ﺍﺭﺩﺕ ﺍﻥ ﻻ ﺗﻌﺰﻝ ﻓﻼ ﺗﺗﻮل ﻭﻼﻳﺔ ﻻ ﺗﺪﻭﻡ ﻟﻚ

Bila engkau ingin tidak dilengserkan,maka jangan memangku posisi yang bagimu tak abadi

RENUNGAN

Jika engkau bukan Kyai
maka engkau Santri
jika engkau bukan Kyai
bukan pula santri
engkau adalah yang mencintai
keduanya atau setidak tidaknya
menjadi orang yang mendukung
yang mencintainya