Jumat, 27 Juli 2012

Juli 2012,kemarau yg mencekam.Di bulan Ramadhan ini,tak banyak yang bisa diperbuat selain dari ikhtiar lalu pasrah(tawakkal),saat menjalani ibadah shaum dan sekaligus menyiram tanaman sayuran terutama tanaman kentang,yang menjadi andalan petani Dieng dan sekitarnya.Shubuh berganti pagi cerah,dingin kian menusuk sekujur tubuh .sepeda motor tua mulai kupanasi sembari menyiapkan mesin diesel dan perlengkapannya,jam 5.30 menit berangkat menuju aliran sungai siduluk yg tak jauh dari ladang tanam.mesin diesel dengan bobot 60kg tampak kokoh dipundak kang nur saudara dekat yg menemaniku ke ladang,dia tampak bersemangat meski hari puasa,tanpa lelah membantu orang lain untuk kesehariannya. Werr..dredet det..suara mesin lekas terdengar pertanda air lekas mengalir via paralon sepanjang 150 m.yea,..air mengalir deras,hati masih saja khawatir kalau2 ada paralon pecah karena akan memperlambat pekerjaan sementara fisik akan cepat loyo jika haqus naik turun lereng meski jarak tak jauh.Menang saat nyiram tak ada gangguan perasaan plong dan sesekali nyambi internetan sekedar melepas lelah.Terik matahari mulai menyengat ku amati di stiap bedengan lahan yg diselimuti mulsa gerombolan kutu pvtih/kutu kebul yg takv air mereka beterbangan menghindari terjangan air yg kusiramkan,tak terasa asyiknya nyiram terbelit waktu ,saatnya pulang mengemas selang benang dan mesin diesel .kami pun kembali pulang.Aku dan pak Nur berboncengan dengan muatan maksimum 2,5 kwintal dengan sepeda supra x tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar